Kebudayaan Ibu kota Purwokerto
Sejarah Asal Mula Ibu Kota Purwokerto
Babad
Purwokerto bermula dari peristiwa pemberontakan Cina atau “Geger Pecinan” saat
itu banyak pembesar keraton Surakarta lari meninggalkan keraton. Mereka berlari
mencapai tempat yang aman.ada yang lari kearah timur,ke arah barat,atau bahkan
tanpa arah dan tujuan.mereka pergi tanpa bekal sehingga banyak yang
sakit.bahkan ada yang meninggal dalam perjalanan.
Kanjeng
Sunan Pakubuwana II termasuk yang lari ke arah timur dan pengikutnya.sampai di
sebuah desa,beliau beristirahat di bawah pohon mangga.Beliau makan buahnya
untuk menghilangkan rasa haus dan lapar.Daerah itu oleh Kajeng Sunan diberi
nama Pelem Wulung.Pelem artinya mangga dan Wulung berwarna Wulung.Daerah itu
sekarang dikenal “Premulung” yang berasal dari pelem wulung.
Yang
berlari ke arah barat terdiri atas berapa kelompok.Salah satu kelompok sekitar
dua puluh lima orang sampai di wilayah Banyumas.Keadaan Banyumas saat itu masih
hutan belantara. Mereka mulai membabat hutan untuk dijadikan tanah pertanian
dan tempat tinggal.Rumah-rumah mulai didirikan dengan cara gotong royong.
Mereka ini ada yang menjadi petani,pedagang,tukang,dan ada pula yang pandai
berbagai ilmu.
Salah
satunya bernama Kyai Kartisara , seorang yang memiliki kepandaian. Kyai
Kartisara sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat di desa itu. Mereka
menganggap sebagai “sesepuh” atau orang yang dituakan. beliau menjadi teladan
dan panutan.
Mereka
tinggal di lereng Gunung Slamet bagian selatan yang belum mempunyai nama.
Karena itu Kyai Kartisara mengusulkan agar desa itu diberi nama “Purwakerta”.
Purwa berarti asal mula, Kerta artinya aman,tenteram dan damai. Jadi,
Purwakerta berarti awal mula yang aman,tenteram dan damai. Nama tersebut
disepakati oleh masyarakat setempat. Sekarang desa tersebut dikenal sebagai
Purwokerto.
Kesenian
musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan
kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:
·
Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu
yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik
khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri
atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan
demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi
dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu
dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim
disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa
gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan
lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
·
Kenthongan (sebagian
menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah
alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan
dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan
dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup
kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi
yang selaras.
·
Salawatan
Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan
perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan
lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
·
bongkel,
yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.
Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda
dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa.
Di antara seni pertunjukan yang terdapat di
Banyumas antara lain:
·
Wayang kulit gagrag Banyumas,
yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan.
Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak
Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya
yang begitu kental dalam pertunjukannya.
·
Begalan, adalah seni
tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang
memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah
tangga nantinya.
Cerita rakyat :
·
Kembang Wijaya Kusuma
·
Dari Lesmana Ke Tegal
Wisata
alam :
Wisata keluarga :
·
Depo Bay
Kuliner khas Banyumas
Masakan:
·
Masakan khas Banyumas, yaitu:
·
Mendoan
·
Sate Bebek
Tambak
·
Gethuk Goreng
Minuman:
·
Minuman khas Banyumas, yaitu:
·
Es Dawet Banyumas
Jajanan :
·
Jajanan pasar khas Banyumas, yaitu:
·
Jenang jaket khas
Mersi (Purwokerto Timur)
·
Kraca
Oleh-oleh :
Oleh-oleh khas
banyumas, yaitu:
·
Nopia
·
Mino
(Mini Nopia)
Sumber :
Komentar
Posting Komentar