Artikel Tentang Perencanaan Sistem Berbasis Pengetahuan
Perencanaan Sistem Berbasis
Pengetahuan (Sistem Pakar)
PERENCANAAN SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN
Kajian Pemanfaatan Teknologi
Knowledge-based Expert System di dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
1) Pemilihan problem yang semestinya
Membahas masalah sumberdaya alam (natural resources), mulai
dari perkembangan teknologinya sampai kepada bagaimana cara pengelolaannya
merupakan hal yang terus mendapat perhatian di negara kita. Potret buram
tentang banyaknya bencana alam yang terjadi di negeri kita, seperti banjir,
gempa bumi serta tanah longsor yang terjadi di berbagai daerah yang menelan
banyak korban jiwa manusia dan harta benda serta bencana alam lainnya telah
banyak terjadi. Dari potret tersebut mencerminkan belum optimalnya kita
sebagai bangsa dalam mengelola sumberdaya alam.
Pada era modern saat ini, telah terjadi perkembangan pesat
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komputer dan
komunikasi atau sering disebut dengan era informasi. Jika pada mulanya komputer
digunakan hanya sekedar alat penghitung, maka dewasa ini mesin komputer telah
mampu menggantikan peran atau tugas-tugas rumit yang dilakukan oleh manusia,
bahkan sanggup menirukan proses biologis manusia dalam pengambilan keputusan.
Can machine think ? demikian pertanyaan yang muncul seiring dengan
berkembangnya bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Mampukah sistem pakar tersebut
memberi kontribusi nyata di dalam pengelolaan sumberdaya alam ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, di dalam artikel ini
akan dibahas secara cermat tentang apa itu teknologi berbasis pengetahuan
(knowledge-based expert system), mulai dari perkembangan teknologinya sampai
pada aplikasinya pada pengelolaan sumberdaya alam.
Definisi Expert System
Pada tahun 1956, mulai diperkenalkan istilah Kecerdasan
Buatan (AI), yang kemudian ditegaskan lagi pada tahun 1961 oleh suatu tulisan
Marvin Minsky dari MIT tentang "Steps towards AI". Semenjak itu
istilah AI menjadi semakin populer, dan kemajuan bidang ini mencapai puncaknya
dengan munculnya pengetahuan tentang Sistem Pakar.
Di dalam perspektif ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem
cerdas merupakan bagian dari bidang inteligensia semu (Artificial
Intelligence/AI). Istilah expert system berasal dari knowledge-based expert
system (sistem cerdas berbasis pengetahuan), dimana suatu sistem yang
menggunakan pengetahuan manusia (human knowledge) yang dimasukkan ke dalam
komputer untuk memecahkan masalah yang umumnya memerlukan keahlian seorang
pakar/expert. Atau dapat juga dikatakan, sebuah program komputer yang
menggunakan pengetahuan dan teknik inferensi (pengambilan kesimpulan) untuk
memecahkan persoalan seperti yang dilakukan oleh seorang pakar.
Berbeda dengan program komputer biasa, sistem cerdas dapat
digunaan untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur dan dimana tidak ada
suatu prosedur tertentu untuk memecahkan masalah tersebut. Sedangkan definisi
pengetahuan (knowledge) menurut Webster's New World Dictionary of the American
Language: persepsi tentang sesuatu yang jelas dan tentu, semua yang telah
dirasakan dan diterima oleh otak, serta merupakan informasi terorganisasi yang
dapat diterapkan untuk penyelesaian masalah.
2) Tahap Pengembangan Sistem Berbasis
Pengetahuan
Penggunaan Knowledge-based expert
system (sistem pakar berbasis pengetahuan) ini tidak menjamin solusi yang lebih
akurat, tetapi paling tidak mampu menghasilkan keputusan-keputusan yang
didasari informasi relatif lebih banyak/terstruktur. Sesuai dengan namanya,
suatu "Sistem Pakar" akan sangat tergantung pada pengetahuan
(knowledge) yang didapat dari pakar yang menyumbangkan keahlian dan
pengalamannya.
Biasanya suatu "sistem cerdas" dapat dibagi
menjadi beberapa bagian:
1. Basis pengetahuan
(knowledge-base): berisi pengetahuan yang spesifik mengenai domain tertentuyang
mana basis pengetahuan ini dapat diperbaharui sesuai dengan tingkat kemampuan
seorang expert terhadap pemecahan suatu masalah,
2. Mesin inferensi
(Inference Engine) : sustu program yang bertugas mengolah data masukan sesuai
pengetahuan dalam basis pengetahuan, menurut kaidah-kaidah tertentu.
3. Bagian kendali/user
interface : bagian yang berkomunikasi langsung dengan pengguna (user) sistem.
Ada 2 (dua) macam mesin inferensi, yaitu yang bersifat pasti (deterministik)
dan kemungkinan (probabilistik). Struktur dari sistem cerdas
diperlihatkan pada Gambar 1.
Sistem konvensional yang berlandaskan logika konvensional
berdasarkan pada dua keadaan -benar atau salah (true or false)-, ternyata
kurang serasi untuk mengadopsi cara berfikir manusia yang banyak mengandung hal
ketidak-pastian (uncertainty), proses belajar (learning process), penalaran,
sifat adaptif dan sebagainya. Cara penalaran otak manusia tidaklah sama dengan
komputer, karena komputer menalar dengan langkah yang jelas/pasti, sedangkan
manusia menalar dengan istilah sehari-hari, misalnya: udara sejuk, airnya
hangat, kecepatannya rendah, dan lainnya.
Gambar 1. Struktur dari Sistem Cerdas (Expert System)
Banyak hal yang bersifat tidak linear, yang susah
diformulasikan secara matematis, namun sangat mudah dilakukan dengan perintah
manusia biasa, misalnya : kurangi kecepatan, rem dengan perlahan, dan
sebagainya. Sedangkan, sistem cerdas, seperti misalnya Logika Fuzzy atau Fuzzy
expert system yang pertama kali ditemukan oleh Professor Lofti A. Zadeh pada
tahun 1965 telah mampu mengatasi masalah tersebut, karena menurut logika ini
segala sesuatu tidaklah dapat dikatakan 100% yes atau 100% no, namun fungsi
keanggotaannya (membership function) dalam suatu himpunan dapat bervariasi
antara 0 (completely no) dan 1 (completely yes). Sehingga beberapa variabel
linguistik yang telah disebutkan, dapat diubah menjadi variabel numerik dan sebaliknya
oleh logika fuzzy.
Secara umum, Sistem Konvensional fokus pada pemrosesan
informasi, sedangkan sistem cerdas (Expert System) fokus pada pemrosesan
pengetahuan (knowledge processing).
3) Kesalahan & Tahap Pengembangan
·
Kelebihan dan Kekurangan Expert System
Sistem pakar sekarang banyak
digunakan baik pada aplikasi bisnis maupun apikasi lainnya. Aplikasi sistem
pakar di dalam pengelolaan sumberdaya alam masih relatif baru dan merupakan
pendekatan alternatif yang dapat digunakan untuk penyelesaian masalah-masalah
di dalam pengembangan teknologi pengelolaan sumberdaya alam. Hal ini karena
sistem pakar memberikan banyak kelebihan. Akan tetapi perlu juga diketahui
bahwa seperti halnya sistem yang lainnya, selain memberikan banyak kelebihan,
sistem pakar juga mempunyai beberapa kelemahan.
Kelebihan-kelebihan dari sistem
pakar secara umum adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengambilan
keputusan yang lebih baik. Karena sistem pakar memberikan jawaban yang
konsisten dan logis dari waktu ke waktu. Jawaban yang diberikan logis karena
alasa logiknya dapat diberikan oleh sistem pakar dalam proses konsultasi.
2. Memberikan solusi tepat waktu. Kadang kala seorang
manajer membutuhkan jawaban dari pakar, tetapi pakar yang dibutuhkan tidak
berada ditempat, sehingga keputusan menjadi terlambat. Dengan sistem pakar,
jawaban yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan selalu tersedia setiap saat
dibutuhkan.
3. Menyimpan pengetahuan di organisasi. Pengetahuan pakar
merupakan hal yang penting dan kadang kala pengetahuan iniakan hilang jika
pakar keluar atau telah pensiun dari perusahaan. Dengan sistem pakar,
pengetahuan dari pakar dapat disimpan di sistem pakar dan tersedia terus selama
dibutuhkan.
Kekurangan-kekurangan
dari sistem pakar adalah sebagai berikut:
1. Sistem pakar hanya
dapat menangani pengetahuan yang konsisten. Sistem pakar dirancang dengan
aturan-aturan yang hasilnya sudah pasti dan konsisten sesuai dengan alur di
diagram pohonnya. Untuk pengetahuan yang cepat berubah-rubah dari waktu ke
waktu, maka knowledge base di sistem pakar harus selalu diubah (perbarui-red),
yang tentu cukup merepotkan.
2. Sistem pakar tidak
dapat menangani hal yang bersifat judgement. Sistem pakar memberikan hasil yang
pasti, sehingga keputusan akhir pengambilan keputusan jika melibatkan
kebijaksaaan dan institusi masih tetap di tangan manajemen.
3. Format knowledge base
sistem pakar terbatas. Knowledge base pada sistem pakar berisi aturan-aturan
(rules) yang ditulis dalam bentuk statemen if-then.
Expert System : Paradigma Baru dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pengembangan signifikan di dalam teknologi ruang angkasa,
mampu menyediakan berbagai sensor dan platform, teknik penginderaan jauh
(remote sensing) dan teknik pengolahan data (digital image processing)
memungkinkan untuk mengoleksi, analisa dan interpretasi data secara cepat dan
efisien.
Saat ini, teknik penginderaan jauh yang dilengkapi dengan
teknik pengolahan data telah banyak diaplikasikan di dalam pengelolaan
sumberdaya alam. Teknik ini berbasis pada pemrosesan informasi (information
processing) dengan pendekatan statistik yang oleh para ahli biasa disebut
dengan sistem konvensional. Dalam perjalanannya, ditemukan begitu kompleksnya
permasalahan yang dihadapi di dalam pengelolaan sumber daya alam, sehingga
menyebabkan keterbatasan sistem konvensional dalam penerapannya. Untuk itu
dengan dilandasi kesadaran tinggi, para ahli berupaya keras untuk mengembangan
teknologi baru yang mampu memberi kontribusi di dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh sistem konvensional diatas.
Kehadiran teknologi knowledge-based expert system yang fokus
pada pemrosesan pengetahuan (knowledge processing), merupakan suatu paradigma
baru di dalam memberi solusi pengelolaan sumberdaya alam.
Blok diagram modul pengembangan sistem berbasis pengetahuan
sebagai kontribusi yang mampu memberi nilai tambah (added value) di dalam
solusi pengelolaan sumberdaya alam.
Gambar 2. Blok Diagram Modul Expert System untuk solusi
Pengelolaan SDA
Identifikasi obyek (object identification) merupakan suatu
teknik untuk meng-identifikasi obyek di permukaan bumi dengan menggunakan
satelit penginderaan jauh. Proses klasifikasi dapat dilakukan menggunakan
pendekatan fuzzy-neural network model. Parameter-parameter jaringan saraf
tiruan (artificial neural network) diestimasi dengan proses pembelajaran
(learning process) secara supervisi untuk daerah yang telah diketahui
(known-sites).
Parameter-parameter yang sudah di estimasi selanjutnya
digunakan untuk meng-identifikasi jenis-jenis obyek, seperti hutan, sumberdaya
air, lahan pertanian, sumberdaya kelautan, mineral, dan lainnya. Pada
tahapan pemodelan (modeling stage), obyek yang telah diidentifikasi
digunakan untuk kalibrasi model matematika, model berbasis pengetahuan dan
keluarannya merupakan model estimasi untuk pengelolaan dan perencanaan sumber
daya alam.
Sedangkan, tahap optimasi (optimization stage)
merupakan tahapan untuk pemanfaatan optimal dari sumberdaya alam, untuk itu
perlu dikembangkan suatu sistem pendukung keputusan secara cerdas (intelligent
decision support system) dengan memformulasikan sebuah fungsi obyektif biaya
minimum (cost minimizing objective function), serta bermanfaat secara ekonomi.
Integrasi dari ketiga tahapan tersebut (pada Gambar 2) merupakan suatu proses
pendekatan dalam memberi solusi penyelesaian permasalahan sumberdaya alam.
·
Tahap Pengembangan Sistem Pakar
Pengembangan sistem pakar melibatkan 4 (empat) pihak
yaitu analis sistem, knowledge engineer, pakar dan pemakai sistem (users).
Keempat pihak ini akan terlibat dalam tahapan pengembangan sistemnya sebagai
berikut:
1. Studi awal. Bertujuan untuk
mempelajari domain dari permasalahannya dan kelayakannya apakah dapat dibuatkan
sistem pakarnya atau tidak. Studi ini dilakukan oleh analis sistem.
2. Pemilihan perangkat lunak
yang akan digunakan, apakah akan membangun sendiri inference-engine atau
menggunakan ES shell. Tahap ini dilakukan oleh analis sistem bersama-sama
dengan pemakai sistem.
3. Pemilihan pakar.
4. Pengambilan pengetahuan.
Tahap pengambilan pengetahuan (knowledge acquisition)
dilakukan ole analis sistem
bersama-sama dengan knowledge engineer dan pemakai sistem.
5. Membangun sistem pakar.
Membangun sistem pakar melibatkan ke empat pihak dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
-
mengidentifikasi sasaran (goal).
- mengidentifikasi atribut item-item dan
nilai-nilainya.
- menderivasi aturan-aturan.
- membuat prototip.
6. Menguji sistem
7. Mengimplementasikan sistem
8. Mengoperasikan sistem
9. Merawat sistem (maintenance)
Kesimpulan
Mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi di
dalam pengelolaan sumber daya alam, khususnya di negara kita. Maka tidak ada
pilihan lain kita harus segera menguasai dan mengembangkan teknologi yang mampu
memberikan solusi nyata. Teknologi berbasis pengetahuan (knowledge-based expert
system) dengan berbagai kehandalannya merupakan suatu terobosan baru yang mampu
memberi nilai tambah di dalam pengelolaan sumber daya alam secara lebih baik.
Dampak dari kemajuan teknologi komputer yang mampu
menggantikan tugas manusia di era intelijensi ini tidak akan mengurangi
lapangan pekerjaan, bahkan sebaliknya akan membuka lapangan kerja baru yang
lebih efisien. Bermimpi tentang kehebatan teknologi expert system sudah waktunya
dihentikan, sekarang mimpi itu harus segera diwujudkan dengan melakukan
kajian-kajian di dalam pengembangan teknologi ini sebagai suatu paradigma baru
di dalam pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia. Semoga!
Daftar Pustaka
1.
Jogiyanto HM, Ph.D. "Sistem ,
Teknologi Informasi", Penerbit ANDI Yogyakarta, 2003.
2.
Marvin Minsky,"Steps towards
AI", MIT Press, 1961.
3.
B.G. Buchaman and E.H. Shortliffe.
Rule-Based Expert Systems: The MYCIN Experiments of the Stanford Heuristic
Programming Project. Addison-Wesley, 1984.
4.
Leung Y.,"Intelligent Spatial
Decision Support Systems", Berlin-Springer-Verlag, 1997.
5.
Muhamad Sadly, Pusat Teknologi
Inventarisasi Sumberdaya Alam (P-TISDA), Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)
Sumber:


Komentar
Posting Komentar